Jumat, 06 September 2019

Mencengangkan!! Ternyata buah yang satu ini kaya dengan asupan air, vitamin, mineral, buah baligo sangat penting untuk kesehatan.

   
































             

I





Buah baligo sangat  digemari  di daerah tropis terutama  daerah penghasil  paling banyak yaitu negara Banglades, India,  China,  dan negara -negara di benoa Asia.  Buah ini biasanya  dikonsumsi sebagai  sayur.  Dari tekstur  buah yang  banyak mengandung  air,  sangat  tepat  apabila  dikonsumsi  di daerah  tropis  karena asupan kadar air dalam buah baligo sangat banyak  bisa menjaga keseimbangan  suhu tubuh.
Buah baligo dengan nama ilmiah benincasa hispida dikenal  juga diberbagai daerah di Indonesia  sehingga  dikenal juga dengan banyak nama. Buah baligo , bligo,  kondur,  labu lilin dan lain-lain  banyak  djual di pasar - pasar tradisional  di Indonesia. Di konsumsi  sebagai  sayur.
Kandungan  kadar air yang  ada pada  buah baligo  mampu  menyembuhkan  panas dalam,  menjaga keseimbangan suhu tubuh,  wasir,  melancarkan  saluran pencernaan,  melancarkan/meluruhkan air kencing, bahkan penyakit  kencing manis karena  buah ini kadar gulanya rendah.
Buah baligo merupakan  buah yang  hampir  mirip  dengan  labu pada kulitnya  mempunyai  ciri khas  seperti  ada selaput lilin.
Buah baligo  mempunyai  kemiripan  dengan labu adalah tanaman  semusim artinya  mirip dengan  labu  mentimun  hidupnya hanya semusim,  namun buahnya tahan sampai  tiga mingguan sampai  busuk.
Menurut  pakar pembuat makanan buah labu ini bisa di bikin permen,  ditambahkan pada es campur  dan tergantung  selera sehingga menjadi makanan  yang lesat. 
   

Rabu, 04 September 2019

Fenomena Himsa karma atau penyembelihan binatang yang banyak diperbincangkan diperbolehkan dalam agama Hindu

 
































































          Himsa karma  adalah suatu perbuatan membunuh yang  tidak boleh dilakukan  dalam ajaran agama  Hindu, sebaliknya  ahimsa karma adalah  suatu  perbuatan  tidak membunuh. Namun dalam  tatanan upacara dan upakara yadnya dalam agama Hindu  membutuhkan  sarana berupa hewan - hewan  tertentu  untuk disembelih  sebagai kelengkapan  dalam melaksanakan  upacara  dan upakara  yadnya.  Seperti  hewan - hewan  berikut : ayam,  itik/bebek, babi, kambing,  angsa dan lain-lain sesuai tingkatan yadnya yang dilakukan.
  Namun untuk memudahkan  dilaksanakan  yadnya tersebut ada sebuah pengecualian tentang  perbuatan membunuh  yang dapat  dilakukan  kepada  hewan  yang akan dipakai  untuk yadnya.  Seperti  yang  tercantum  di dalam  lontar Wrtti Sesana.
       Lontar  wrrti  sesana adalah lontar yang me nguraikan  tentang hal sesana atau aturan - aturan  seorang      sulinggih
( pendeta Hindu  ) yang  merupakan tugas mulia dari umat hindu dalam hubungannya dengan  Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sehingga dijelaskan  dalam lontar wrrti sesana tentang  Himsa karma  ( perbuatan membunuh  ) yang  dapat dilakukan  terhadap  hewan yang  dibutuhkan  dalam  upacara dan upakara yadnya , untuk  dimakan,  yaitu sebagai  berikut :
1. Dewa puja adalah  membunuh / menyembelih  binatang  dalam kaitannya dipersembahkan  kepada  Dewa.  Kerena kita ketahui umat hindu  di Bali  punya banten-banten  upakara  yang harus diisi dengan  daging seperti  daging  ayam dan daging  bebek.
2. Pitra puja adalah  membunuh / menyembelih  binatang  dalam kaitannya  dengan dipersembahkan kepada  leluhur.  Seperti  dalam  upacara  ngaben,  ngeliggya dan lain  sebagainya. Upakaranya tersebut  sarat dengan penyembelihan  beberapa  binatang  .
3. Atiti puja adalah membunuh binatang dalam kaitannya untuk  dipersembahkan  kepada  tamu.
4. Dharma  Wigata adalah  membunuh  binatang  dalam  kaitannya  binatang  tersebut  membawa penyakit. 

Jumat, 30 Agustus 2019

Kekawin Ramayana I prathamas sarggah bait 7 - 13








































7. Shapala sire  raksakeng rat,
    tuwi sira mitra Hyang  Indra  bakti temen
    Maheswara ta sira lana,
    Siwabhakti ginong lana ginawe.

    Artinya :
           Berhasil  baginda menjaga dunia.  Benar-benar  baginda sahabat Hyang Indra,  yang bakti sekali. Beliau  penganut  Maheswara  yang taat. Yaitu bakti kepada Hyang Siwa yang  selalu  diusahakan  dan di kerjakan. 

8. Ikanang danurdara kabeh,
    Kapwa ya bhakti ri sira pranata matwang
    Kadi mawwata yasa lana,
    rupa nyan agong ta kirtti nira.

    Artinya :
            Prajurit panah semua,  semuanya bakti,  tunduk,  hormat kepada  baginda.  Seperti akan mempersembahkan  jasa selalu,  tampaklah besar jasa-jasa   mereka  itu.


9. Jnana nira  suddha kadi wulan,
    parartha gumawe suka nikang bhuwana
    saksat Indra sira  katon,
    tuhun haneng bhumi bheda nira.

    Artinya :

           Pikiran  baginda suci bersih laksana bulan,  memperhatikan kepentingan  masyarakat  yang  menyebabkan senangnya  dunia. Benar-benar  Hyang Indra tampaknya  baginda,  hanya baginda  ada di dunia bedanya.

10. Ikanang  pratapa dumilah,
      Suka nikanang  rat yateka ginawe nya
      kadi bahni ring pahoman,
      dumilah  mangde  suka  nikang  rat.

Artinya :

           Sinar  perbawanya menyala-nyala,  kebahagiaan  dunia  itulah yang  diusahakannya, bagaikan  api  di pedupaan, menyala-nyala  membuat  senangnya dunia.

11. Hana  rajya  tulya kendran,
      kakwehan  sang  mahardika susila,
      ring Ayodya subhageng rat,
      yeka kadatwan nirang nrepati.

Artinya :
           Ada sebuah istana bagaikan  istana  Hyang Indra , penuh dengan  orang-orang suci susila.  Ayodya  yang  termasyhur di dunia,  itulah  keraton  baginda  raja

12. Hayu ning swarga tuwi masor,
      de ning Ayodhyapura tisaya,
      suka nityakala menak,
      ri rengreng towi ring lahru.

Artinya :

           Keindahan  sorga sungguh  kalah,  oleh Ayodhyapura yang luar biasa  itu. Selalu  senang,  selalu  enak,  baik  pada  musim hujan  maupun  pada musim  kemarau.

13. Sakweh nikang  mulya  kabeh,
      kanaka rajata len manik hana ngkana
      yangken huntu nya maputih,
      gumuyu-guyung swargga kasor de nya.

Artinya :

           Segala  benda  berharga semua, emas, perak dan manikam ada di sana. Semuanya  itu seakan-akan giginya  yang  putih menertawakan sorga yang  kalah  olehnya.

         
      

Jumat, 23 Agustus 2019

Pemanfaatan limbah styrofoam / gabus 3 sebagai bahan alternatif membuat batako

 

































 Mahalnya  pasir membuat beberapa  orang  memikirkan  bahan alternatif  untuk membuat   membuat  tembok selain berbahan  dasar pasir sebagai yang kita kenal  dengan  batako. Limbah  styrofoam  atau gabus 3 adalah salah satunya  yang telah diuji kekuatannya untuk bahan tembok .
      Seperti  membuat batako styrofoam  yang kita sering jumpai sebagai  limbah yang tak bisa terurai cepat dengan tanah,  dan  sangat  sulit  hancur dengan tanah. Limbah styrofoam  tersebut bisa  dimanfaatkan  untuk  membuat batako sebagai  pengganti  pasir .
        Cara memanfaatkan limbah styrofoam tersebut dengan cara sebagai  berikut :
- pisahkan styrofoam  tersebut dengan  sampah  yang lain,  lalu bersihkan
- cincang styrofoam  atau  gabus 3 tersebut sehingga  membentuk butiran  seperti pasir ( karena yang  dimaksud  adalah styrofoam  yang mengandung  seperti  butiran -butiran,  yang kalau dicincang terlepas  seperti  butiran  pasir).
- campurkan styrofoam tersebut dengan semen dengan campuran 1 ember semen + 5 ember  styrofoam.
- setelah  menjadi campuran dimasukkan  kedalam  molen atau alat mencampur lainnya di tambah air secukupnya.
- seperti adonan batako yang  terbuat dari pasir.
- kemudian  disiapkan  cetakan  sesuai selera  .
- setelah kering  seperti  pengeringan batako  biasa,  siap diaplikasikan  menjadi tembok .
Seperti  gambar berikut dibawah:




Selamat  mencoba, semoga berhasil!!! 

Senin, 12 Agustus 2019

Habitat burung cangak laut tertangkap kamera di hutan bali barat


















































Burung cangak laut merupakan species A. sumatrana,  kelas burung, filum chordota, ordo  pelecaniformes, family ardeidae,  dan genus ardea. Burung cangak  ini sangat  besar,  dengan  warna  putih abu-abu kemerahan. Kepakan sayap yang  sangat  lebar mampu  terbang  diatas laut sambil nenyelidiki makanan ditepian pantai,  makanannya ikan - ikan kecil, kepiting dan berbagai hewan kecil ditepian pantai. Burung cangak  sudah sangat langka  dibali,  hanya beberapa  burung masih bertahan  hidup  di hutan bali barat .

Sabtu, 22 Juni 2019

Kekawin Ramayana I prathamas sarggah bait 1 - 6




































Prathamas sarggah
Om, Awighnam astu

 Sronca : guru lagu tak tetap
1. Hana Sira ratu dibya rengon, 
    prasasta ring rat musuh nira pranata
    jaya pandita ring aji kabeh,
    Sang Dasaratha nama tamoli.

Artinya;
    Adalah seorang raja yang mulia, dengarkanlah! Terpuji didunia musuh-musuhnya tunduk. Jaya, ahli dalam semua ilmu pengetahuan. Sang Dasaratha namanya tidak ada yang menandingi.

2. Sira ta Triwikramapita,
    pinaka bapa Bhatara Wisnu mangjanma,
    pinaka nikang bhuwana kabeh,
    ya ta don ira nimitta ning janma.

Artinya;
    Bagindalah ayah Sang Triwikrama. Sebagai ayah Bhatara Wisnu ketika beliau menjelma. Untuk menyelamatkan seluruh dunia. Itulah tujuannya maka beliau menjelma.

3. Gunamanta Sang Dasaratha,
    Wruh sira ring weda bhakti ring dewa,
    tarmalupeng pitrapuja,
    masih ta sireng swagotra kabeh.

Artinya ;
           Gunawanlah Sang Dasaratha. Pandai baginda dalam weda, bhakti kepada para Dewa. Tidak lupa akan pemujaan leluhur. Baginda pun kasih sayang kepada keluarganya semua.

4. Ragadi musuh maparo,
    ring hati ya tonggwanya tan madoh ring
    awak,
    yeka tan hana ri sira,
    prawira wihikan sireng niti.

Artinya ;
           Hawa nafsu dan lain-lainnya adalah musuh yang dekat. Didalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri. Itu tidak ada pada Baginda; Baginda perwira, pandai dalam ilmu kepemimpinan.

5. Kadi mega manghudanaken,
    pada nira yar wehaken nikang dana,
    dinandha krepana ya wineh,
    nguni-nguni dang hyang dang acaryya.

Artinya ;
         Seperti awan yang menjatuhkan hujan
demikianlah persamaannya bila Baginda memberikan anugrah. Orang hina, orang buta, orang sengsara mereka semua dikaruniai, apalagi kepada orang-orang suci dan pendeta guru.

6. Mwang satya ta sira mojar,
    ring anakkebi towi tar mresawada,
    nguni-nguni yan ri para jana,
    priyahita sojar niratisaya.

Artinya;
          Dan lagi jujur Baginda bersabda. Kepada orang perempuan sekalipun Baginda tidak berbohong. Apalagi kepada orang lain. Sangat menawan hati semua sabda Baginda luar biasa.

 

 



Rabu, 13 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 12 - 13 wirama jagaddhita Pasalin 1













































































1. Kakawin Bharata Yuddha bait 12

Kapua salengenging gaja wahya ri tan padurulur ira nararya pandawa.
Onyang campaka manglugas kusuma paksa malabuha jurang nikang parung.
Lampus tanjung ika ngenes layata gantungani panawanging jaring-jaring.
Tan patma abra mara kusa anangisi layuaning asana manut wyarking banyu.

Sami kahanan sedih keasrian jagat astinane riantuk tan sareng ida sang pandawa.
Wenten wit cempaka ngahasang sekar, mamanah jaga nyeburin grembengannya ipangkung.
Nglalu pati sekar tanjung nyane lunga nyilib , nuli ngantung dewek ring kabang kakawane.
Tan pajiwa itambulilingan mapulisahan mangelingin isekar angsana layu manuut ombakan toya.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 13


Mangka nyasani pancurannya pada soka ri taya nira  Sang Dananjaya.
Hyangnya lukma gegeh mulat kapenetan ring kapatini lumut nikang watu.
Sangsarang karaca kecap mulati mandaga nika ri pipinya tan padon.
Karesres nisusuhnya mati manulad tiwa tiwa nimuka arjuneng sila.

Sapunika taler pyasan pancurannyane sami sedih, riantuk tan sareng ida sang arjuna.
bedogolnyane nguntul bengong blegbegan ngantenang indik padem lumut ipun ibatu.
Kasangsaran ibuwitbuwit cepakcepik, ngantenang pupurnyane ring pipin ipun tan paguna.
Ngresresin pici-pici nyane padem, nilad pahilen atiwatiwa ring ajeng sang arjuna sane kapatra ring batune.

Selasa, 12 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 10 - 11 wirama jagaddhita Pasalin 1























  1. Kakawin Bharata Yuddha bait 10

Puncak puncak igopuranya aturang adanga ri sira munggwa ring henu.
Kadi agya ri teka janardana panembayi patapan ika ngawe katon.
Warna anembaha pang nikang bujaga puspa mageyu anu mimba kanginan.
Saksat laksmya nikang puri kuru matakwana ri milu nararya pandawa.

Pucak-pucak gelung korinnyane sakadi nyantos karawuhan ida magenah ring tepin margine.
Sakadi ngaturin mangda nglisang rawuh ida sang kresna, pinih ajeng rahabnyane ulap-ulap pikanten.
Sakadi anak ngaturang bakti carang ipun i nagasari maoyodan maombakan tempuh angin.
Waluya mustikan puri astinane jaga mataken ring sareng tan sarenge ida sang pandawa.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 11



Ndan bagnan ira pandu putra ri wirata tekapi nararya Kesawa.
Yekan soka langa nikang awan kunda anangisasekel cucur nika.
Mangka jring malume dawuh pudaki pandan ika makilusu haneng batu.
Eh eh sabda nikang walik tadah asih pada manangisi pang nikang tahen.

Sakewanten lacur katinggal ida sang pandawa ring puri Wirata antuk ida sang kresna.
Punika awinan nya sedih keasrian margine, mulisah ngeling ngasih asih paksi tadah asih nyane sane muani.
Sapunika taler ipadang ganinyjring lompor, ulung pudak pandan nyane mapulisahan ring batune.
Engkik-engkik swaran ikekelik miwah itadah asih sami ngeling ring carang tarune.

Senin, 11 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 8 - 9 wirama jagaddhita Pasalin 1

  1. Kakawin Bharata Yuddha bait 8











































Nguni kala Nararya Kresna pinaka srayan ira nara natha pandawa.
Sinwikara kinon lumakwa datengeng kurupati mangaran Suyodana.
Tan lon donanira malakwa rikapalihanipura nararya pandawa.
Yapwan pasraha tuta rakwa yadi tan pasunga karananing prang adbutha.

Sane rihin sadaweg Ida sang prabu Kresna, pinaka kanti srayan ida sang prabu  pandawa.
Katunas icain katuran mangda mamargi, jaga rawuh ring ida sang prabu kuru sane mapesengan sang Suyodana.
Boya sewos tatujon idane wantah jaga nglungsur bagian purin ida sang prabu pandawa.
Yan pade kaserahang becik-becik reke masemeton, yan pade tan jaga kaserahang jaga ngawinang yuda ageng.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 9


Ndah mangkat sira sigra sangka ri wirata dinuluring anama Satyaki.
Enggal prapta tekap ni turangga ni rata nira pinda manglayang.
Kongang desa nikang gajah waya pura awukine mukaning hudan riwut.
Uruk warnan niwandiranya kadi soka makemul ipaninggaling priya.

Inggih , mamargi ida digelis saking puri Wirata, kahiring olih sang mapesengan Satyaki.
Digelis rawuh riantuk kesaktian kudan siyandanan idane nglayang ngindang.
Kacingak wawidangan jagat astinane, Sakewanten saru dwaning kakubkub antuk sabeh bales.
Acum warnin wit waringin nyane kadi anak sedih makakudung dwaning ketinggalan antuk kurenannyane.

Minggu, 10 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 6 - 7 wirama jagaddhita Pasalin 1


































  1. Kakawin Bharata Yuddha bait 6 a


Nahan don Mpu Sedah makirttya saka kala ri sanga kuda sudha candrama.
Sang saksad dari murti yan ketiga nitya maka palana kesaning musuh.
Sang luwir lek prati pada sukla pinalakwan ahuripi wijil nireng ripu.
Ring perang darppa pasu prabhu pamanira hyunika dungulaning parang muka.

Sapunika tetujon tityang Mpu Sedah ngiket Kakawin nemonin shaka warsa ; 1079.
Mungguing kasinahan diwasannyane nemonin sasih katiga, manggeh mungguing tenggeknyane asiki ring nemnem inggih punika papitu.
Indik wilangan bulannyane tanggal apisan, mungguing rahnyane tatiga ring nemnem inggih punika asiya.
Ring pangkepannyane ; pasah, paniron, pahing, sukra, indra, kasinahan wukun dungulan, sadaweg ngawit mangawi.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 7



Biakta camana pada pangkaja Bhatara Siwa mara ngumastawa sira.
Yogyan manggalaning miket prang ira pandawa maka laga koraweswara.
Ndan duran kawasa alib kadi sereh pamahugi mahapu susuh geseng.
Manggeh tan sedepanya ring waja tuhun palarena  mangunang rsinghati.

Janten pacang mabresih ring tunjung cokor Ida Bhatara Siwa, indik tityang mangastawa Ida.
Patut pisan pucukang sajeroning tityang ngiket payudan ida sang pandawa matemu yuda ring ida prabhu korawa.
Sakewanten mangdoh pacang kasidan tan manut indik, waluya sedah pakirim mapamor antuk pici-pici puwun.
Janten tan wenten becik rasan ipun ring untu, yadyastun sapunika mogi prasida ngwangun pakayunan ida dane kadudut.

Rabu, 06 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 5 - 6 wirama jagaddhita Pasalin 1
































  1. Kakawin Bharata Yuddha bait 5


Sampun mangkana suksma reh nira Bhatara telas sira mawe anugraha.
Tan dwanut samusuh nareswara pada pranata tekarihe mabupati.
Enak tan delireng sa rat maling aweh layatawedi ri sakti sang prabu.
Ang ing tan wedi sabsabing wang ahajeng teka sumilib itambwanging wulan.

Sampun sapunika musna dwaning ida maraga Hyang, sapupute ida micayang wara nugraha.
Tan dumade ngayuh sameseh ida sang prabu, sami ngandap kasor rawuh tangkil ring ida sang prabu lewihing nata.
Becik tur degdeg panyenengan ida ring jagate, tan wenten maling, ipun malaradan ajerih ring kesaktian ida sang prabu.
Sakewanten sane nenten ajerih punika sang nyolong anak istri ayu, rawuh manyilib rikala galang sasih.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 6a


Nahan don Mpu Sedah makirttya saka kala ri sanga kuda sudha candrama.
Sang saksad ari murtti yan katiga nitya makapalana kesaning musuh.
Sang luwir lek prati pada sukla pinalakwan ahuripi wijil nireng ripu.
Ring prang darppa pasu prabhu pamanira hyun ika dungulaning parang muka.

Sapunika tetujon tityang Mpu Sedah ngiket Kakawin ring saka warsane puniki, pacang katur ring ida sang mapalinggihan kuda putih purnama sada.
Sang waluya paragayan surya ri kala sasih ketiga, sane tan maren makakepuh antuk rambut ipun i satru.
Sang waluya bulan rikala tanggal apisan, sane katunasin urip rikala pawedal idane olih i satru.
Ring yuda rames Sanghyang pasupati waluyannya ida, mapakarsa ring puceh ipune i meseh.

Selasa, 05 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 3 - 4 wirama jagaddhita Pasalin 1





























1. Kakawin Bharata Yuddha bait 3

Ngka rakwan tumurun Bhatara giri natha lawan amara sangga len resi.
Yatna sri pamasa mamursita mangarga ri sira sahacita nirmala.
Yekan tusta manah Bhatara mawuwus aji Jayabhaya aywa sangsaya.
Tatan kroda ket aku yakpara suka sunga wara karanan ta digjaya.

Duk punika tedun reko Ida Sanghyang Siwa kahiring antuk dewane sami maka miwah watek resi.
Siksa pisan ida sang prabu mangastawa ngaturang wajik cokor ring ida, maduluran pakayunan hening tanpa leteh.
Punika awinannya ledang pisan pakayunan Ida Bhatara nuli ngandika ; cening agung Jayabhaya sampunang sumendeha.
Tusing pisan melarapan bendu mawanan bapa rawuh, sangkaning ledang jaga micayang wara nugraha ane ngawinang cening molih ring jagate sami.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 4


Tanggap tosen anugrahangkwa ri wekangku Jayabhaya rengen iking praja.
Swastyastu prabhu cakra wartyya kita ri sabuwana jaya satru ring meseh.
Tekwan langgenga satmakanaku lawan kita tulusa Bhatara ning jagat.
Nahan sabda nira tereh telas inastwaken ira resi sangga ring langit.

Durusang tampi paswecan bapane tekening cening agung Jayabhaya pyanak bapa, patut limbakang ring jagate.
Mogi Rahajeng cening dados agung nyakra werti ring jagate, tur prasida ngasorang meseh.
Semaliha mogi langgeng pasikian jiwan bapane tekening cening, mogi nerus dados ratun jagat.
Sapunika pengandikan Ida teges, tur sampun kepatutang antuk ida para resi ne sami ring ambarane.



Senin, 04 Februari 2019

Kakawin Bharata Yuddha bait 1 - 2 wirama jagaddhita Pasalin 1









































  1. Kakawin Bharata Yuddha bait 1 



Sang sura mriha yadnya ring smara mahyun hilanganikang parang muka.
Lila kembangura sekar taji nikesaning ari pejahing rananggana.
Urnaning ratu mati wija nira kunda nira negaraning musuh geseng.
Shahitya uti tendasing ripu kapeka nirata nika susrameng laga.

Ida sang purusa misadya nangun yadnya ring payudan, mapikayun ring telasnya imeseh.
Ledang masekar ura antuk sekar ganjira sane wenten ring rambut satrune sane seda ring payudan.
Cudhamanik pararatune sane seda pinaka wijan idane, mungguing pakundayan idane punika jagat mesehe sane puun.
Tan maren macaru antuk punggalan meseh sane kapunggal ring kretannyane, dahat purusa ring payudan.

2. Kakawin Bharata Yuddha bait 2


Ndah samangkana kastawan nira tekeng tribhuwana winuwus jayeng rana.
Kapwa shabda bhatara natha samusuh nira tekapi huwusnya kagraha.
Ngka lumra  tineher ta paduka Bhatara jayabhaya panenggahing sarat.
Manggeh sampun inastwaken sujana len dwija wara resi sewa sogata.

Inggih, dwaning sapunika kasumbung rauh ring jagat tigane kabawos molihing yuda.
Sami mawosang dewa agung sekancan meseh idane, riantukan sampun puput kakasorang.
Kala punika kaloktah raris kapesengin Sri paduka Bhatara Jayabhaya, sapunika kabawos antuk jagate.
Tur pastika sampun kapatutang antuk para sujana, miwah antuk Pranda agung, rauhing para resi Siwa buddha.


Sabtu, 02 Februari 2019

Kisruh penyelesaian Kakawin Bharata Yuddha pada saat bertahta Prabu Jayabhaya, Kerajaan Kediri














































Sekilas tentang Kakawin atau sekar agung;

Kakawin merupakan nyanyian suci yang disakralkan oleh umat hindu. Kakawin berasal dari bahasa jawa kuno yang oleh umat hindu merupakan sebuah kitab. Kakawin seperti sebuah puisi yang terdiri dari empat baris. Kakawin berasal dari kata dasar kawi yang artinya karang atau ripta ( bahasa bali ) mendapatkan awalan ka dan akhiran an. Kakawin terdiri dari empat palet atau baris ;

  1. Pangawit ( baris pertama ).
  2. Panampih ( baris kedua ).
  3. Pangumbang ( baris ketiga )
  4. Pamada atau pamalet ( baris keempat )
Kakawin terikat dengan guru laghu atau panjang pendeknya setiap vokal yang harus dinyanyikan. Seperti contoh berikut :


Kakawin terikat dengan guru laghu atau wirama, yang artinya dimana lagu harus dinyanyikan panjang dan mana yang dinyanyikan pendek. Seperti contoh diatas disebut wirama jagaddhita, tanda - harus dinyanyikan panjang dan tanda 0 harus dinyanyikan pendek.

Kakawin Bharata Yuddha merupakan sebuah kakawian atau karangan dengan cerita kolosal. Kakawin dikarang oleh seorang maha guru besar pada jaman raja Jayabhaya di kerajaan Kediri yaitu Empu Sedah dan karena sesuatu masalah di kerajaan akhirnya dilimpahkan berikutnya kepada Empu Panuluh untuk menyelesaikan karangan tersebut. Seperti dalam Kakawin Bharata Yuddha bait terakhir ini ada disebutkan sebagai berikut:

Nhanten tan prihawak hulun rumaca nang carita hana wuruk nareswara.
Kyating rhat Mpu Sedah wang uttama sira ngiketi arepani nditeng langha.
Nduk Senepati nhata shalya yatika suruhanak iku koluging rasa.
Ang heman ri manis nikirti kawirajya sinahaja nike pupuk pahit.

Yang artinya;
Bukanlah saya pribadi yang mengarang Kakawin ini, ada seorang Bujangga dari beliau Sang Raja.
Terkenal di jagat raya ini beliau Empu Sedah yang Maha Utama, beliau yang menyelesaikan karangan tersebut di depan, tak ada yang menandingi di dunia ini.
Pada saat Senopati dari raja Prabu Salya, saat itu saya merasa kikuk karena belum tahu untuk melanjutkan Kakawin tersebut  ( kata Empu Panuluh ).
Sayang sekali keMahakuasaan beliau Sang Kawiswara, diisi dengan hal yang kurang baik.

Sabtu, 19 Januari 2019

Kori Bali











































Beragam style pintu ada di dunia, yang paling menarik adalah dari budaya kita hindu di Bali sebab pintu/kori Bali mempunyai keunikan dari segi bentuk, ornamen dan hiasannya/ukiran. Jaman dahulu kori digunakan pada pintu bangunan Puri/bangunan raja-raja di pulau Bali, atau pula pintu bangunan Geria/bangunan para pendeta hindu. Namun karena jaman telah berubah kori merupakan pintu bagi mereka yang senang dengan style pintu seperti kori tersebut. Sebab jaman seperti sekarang ini sangat mudah mencari bahan untuk membuat kori bali sebagai ornamen pintu rumah yang cantik dan menarik bagi peminatnya. Kayu yang digunakan untuk membuat kori tersebut bisa dengan mudah didapatkan seperti kayu nangka atau di bali di kenal dengan ketewel, kayu cempaka, kayu mahoni dan kayu mekanis lainnya tergantung minat dari konsumen yang membutuhkan sesuai dengan kebutuhan pembuatan kori tersebut. Kori seperti pintu lainnya terdiri dari kusen dan daun pintu, namun punya ciri khas khusus dari pintu lainnya, karena kusen dibuat seperti menyatu dengan daun pintu. Kori mempunyai ciri khas karena terdiri dari dua daun pintu.

Berikut beberapa contoh kori bali dengan ukirannya: